Post Page Advertisement [Top]

Berita

Peran Perempuan dalam Budaya "Derep"

Sikasur (suarawargabelik.com) - Puluhan perempuan di Desa Sikasur, Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang, khususnya para petani berhamburan keluar rumah menuju sawah untuk ikut memanen padi dengan cara rayahan atau yang biasa disebut derep yaitu berebut memanen padi sebanyak mungkin agar mendapatkan hasil upah padi dalam jumlah yang banyak.

Sudah sejak puluhan tahun lamanya setiap musim padi menguning maka tiap-tiap petani biasanya sudah menyiapkan arit-arit tajam dirumah masing-masing,untuk mengantisipasi kapan kabar panen itu terdengar.

"Sejak dahulu sudah seperti ini caranya,  kalau tidak ikut berebut derep ya tidak mempunyai padi." kata salah satu warga, Yunah (50)

Mencari nafkah dengan cara tersebut, kata Yunah, hanya ada pada musim panen saja,karena hanya dengan cara atau tradisi inilah maka para buruh tani yang tidak memiliki sawah dan hanya ikut kuli cocok tanam dan mencangkul bisa ikut menikmati hasil panen,yaitu dengan cara buruh memotong,menggebuk padi lalu diantarkan kerumah pemilik sawah.  Selanjutnya, para buruh tani pulang dengan membawa bawon atau upah padi.

Namun seiring kemajuan zaman banyak para penggarap sawah menjual padinya kepada pemborong, dan karena demi sebuah keuntungan lalu pemborong memanggil jasa tukang peret atau tukang yang bisa merontokan padi dengan mesin.  Upah dalam bentuk  uang.menurut pemborong akan lebih ringan biaya upah uang kepada tukang giser dari pada upah bawon kepada buruh tani.

Karena hal inilah tidak sedikit warga Dukuh Krajan Desa Sikasur yang mengeluh dan merasa was-was, kalau nanti suatu hari mesin-mesin peret atau giser merajalela maka pengasilan para petani saat musim panen akan berkurang. Teknologi memang memudahkan, tapi tidak selalu menguntungkan untuk semua kalangan.

Namun rizki memang tidak akan kemana, suatu hari ketika mesin -mesin itu mampu mengalahkam tenaga manusia, maka disanapun Tuhan pasti sudah siapkan rizki yang tidak pernah hambaNya sangkakan. (Kontributor Dayunah JW Sikasur editor Lukman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]