Jurnalis warga
Digembleng 2 hari, Jurnalis Warga Belik Tingkatkan Penulisan
Belik
(suarawargabelik.com) – Untuk memantapkan kinerja kader Jurnalis Warga,
Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) mengadakan workshop Jurnalis
Warga yang kembali diadakan di aula pertemuan hotel Jambe Kembar Kecamatan Belik,
Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah Sabtu (11/11).
Kegiatan
yang berlangsung dua hari ini yakni tanggal 11 – 12 Nopember 2017 diikuti
perwakilan JW tiga desa binaan di Kabupaten Pemalang yakni Sikasur, Kuta dan
Bulakan.
Hadir
sebagai narasumber, pimpinan redaksi Jurnalis Warga cbmnews.net Bahrul Ulum serta
redaktur koran harian Radar Tegal Ismail Fuad. Acara ini digelar guna
memberikan pelatihan tambahan yakni mengajarkan tata cara bagaimana meliput, memotret
dan mewawancarai narasumber agar sesuai dengan prosedur Jurnalisme.
Ismail
menjelaslan tentang apa bagaimana komposisi, proporsi dan pencahayaan saat
mengambil gambar sebagai pendukung berita.
“ Bagaimana kita belajar cara memotret
yang baik dan benar agar bisa menghasilkan gambar yang berkwalitas dan bisa
mewakili isi cerita dari setiap berita yang di unggah,” paparnya.
Dan
dalam acara tersebut,secara tidak sengaja ternyata ada salah satu
narasumber dari workshop sebelumnya yang sedang melintas diarea pelatihan, Redaktur
Satelit Post Agus Sulistiyanto sengaja mampir karena rasa pedulinya
terhadap keamanan dari anggota Jurnalis Warga yang masih terbilang awan
dengan UU Pers dan UU ITE.
Dengan
gayanya yang akrab dan lucu,Agus pun kembali memberikan wejangan atau nasehat
yang bertujuan agar Jurnalis warga lebih berhati-hati dalam menulis
berita,mengingat Jurnalis warga belum memiliki payung hukum yang resmi seperti
media-media mainstream.
"Menurut
saya lebih baik kawan-kawan menulis yang aman-aman saja,seperti tentang
kesehatan, difable, pendidikan atau mengekpos prestasi anak-anak yang ada
didesa. Jangan nyrempet yang mengarah pada pecemaran nama baik,misalkan
penggelapan dana atau ada salah satu Pemdesnya yang selingkuh dan lain-lain. Pokoknya
jauhi yang seperti itu,demi keamanan teman-teman semua,” terangnya.
Pada
akhir acara di anggota Jurnalis Warga dilatih untuk berakting, seolah-oleh JW
sedang melakukan wawancara resmi dengan tokoh narasumber berita yang diperankan
oleh pihak narasumber pelatihan itu sendiri.
Dengan
pengalamannya yang luas para narasumber menjalankan berbagai peran dan
menggambarkan tentang adanya narasumber yang ramah dan tidak ketika dikujungi wartawan.
Jurnalis
Warga dari desa Sikasur Yunah (36) berpendapat, narasumbernya fasih dalam
berperan,Mungkin memang hal seperti itu benar-benar pernah dialami mereka ketika
melakukan wawancara dilapangan.
“
Bisa dibayangkan bagaimana sedihnya ketika mendapat penolakan apa lagi dengan
nada suara yang keras," imbuhnya.
Yunah
juga menambahkan, tanpa media sebenarnya masyarakat akan kesulitan mendapatkan
informasi,namun terkadang hanya karena segilitir wartawan yang melakukan
kesalahan,membuat opini masyarakat miring terhadap pemberitaan tanpa melihat
derita dan susah payah bahkan terancamnya keselamatan wartawan ketika melakukan
liputan wawancara maupun reportase dilapangan.(D7/LH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar